"Deposit batu bara besar itu di mongolia. Importir terbesar itu Tiongkok. Dia akan bangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang Mongolia, listrik ditransmisikan lewat Guang Zhong. Kalau selesai, itu mereka enggak impor lagi," jelas dia di Palembang, Rabu (24/3/2016).
Dia mengatakan, nilai tambah dalam negeri bisa dilakukan dengan pembangunan karet di Tanjung Api-Api untuk merekrut produksi batu bara domestik. Pembangunan pabrik karet itu akan menunjang perkembangan industri dalam negeri.
Selama ini, Sumsel merupakan produsen karet terbesar, namun Singapura berhasil mengambil nilai lebih karena berhasil mengembangkan industri hilir. Sehingga dibutuhkan pembangunan pabrik ban.
"Nanti ditambahkan di Sumsel, bangun pabrik ban, glove, dan lain-lain, supaya bisa merebut dari Singapura," jelasnya.
Hal ini selaras dengan usaha Presiden Jokowi mendorong program 35.000 megawatt (mw) dan gas untuk mendukung industri batu bara dalam negeri yang akan semakin berkembang setiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News