"Berdasarkan data 2015, warga Babel yang melakukan pembayaran tunai masih tinggi. Tercermin dari sistem pembayaran tunai dan pengedaran uang di BI Babel dengan net outflow mencapai Rp583,90 miliar," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Bayu Martanto, seperti dikutip dari Antara, di Pangkal Pinang, Rabu (18/5/2016).
Ia mengatakan, BI sudah mengadakan program sosialisasi ke berbagai kalangan baik ke masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, bahkan hingga ke lembaga dan pemerintahan. Hal ini diharapkan bisa menekan transaksi yang menggunakan uang tunai.
"Selama 2016 ini, kita sudah beberapakali melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan keliling sekolah untuk memberikan pemahaman terkait manfaat transaksi sistem pembayaran nontunai," ujarnya.

Transaksi nontunai
Menurut dia, tingginya pembayaran menggunakan uang tunai di Babel tersebut ternyata kondisinya hampir sama dengan yang terjadi di daerah lain sehingga secara nasional kondisi masyarakatnya lebih menyukai transaksi menggunakan uang tunai.
Padahal alat pembayaran ada dua yakni tunai dan nontunai. "Berdasarkan survei rumah tangga yang dilaksanakan oleh BI pada 2012, yakni sebanyak 48 persen dari total rumah tangga di Indonesia, belum memiliki rekening tabungan sehingga otomatis mereka tidak memiliki alat pembayaran menggunakan kartu," jelasnya.
Ia berharap masyarakat melakukan pembayaran nontunai karena lebih aman, praktis, mudah dan menekan angka kriminal. "Saat ini banyak kejadian perampokan penjambretan yang sasarannya adalah orang-orang yang membawa uang tunai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News