Surat tersebut ditujukan Ken kepada jajaran pegawai DJP yang telah bekerja super ekstra selama sembilan bulan dalam mengamankan program amnesti pajak.

Surat itu dibuat di hari akhir pelayanan amnesti pajak dan diberi judul "is this my begining or is this the end" yang jika diartikan apakah ini adalah awal atau akhir.
Baca: Amnesti Pajak Berakhir, Sri Mulyani Tulis Surat Cinta
Dalam surat tersebut Ken menegaskan berakhir bukannya terakhir. Begini kiranya petikan surat tersebut:
Sahabatku pegawai DJP dari Sabang sampai Marauke (NKRI), memang sudah hukum alam bahwa yang berawal pasti berakhir, demikian juga amnesti pajak yang berawal dari bulan Juli 2016 dan berakhir Maret 2017. Selama sembilan bulan, bagaikan ibu kita mengandung.
Sedih, terharu dan bangga menjadi satu. Hanya kamu yang tahu, karena kamu semua yang menjalani serta berbagai pihak yang turut membantumu dari presiden, menteri dan tukang sayur semuanya membantu menyukseskan amnesti pajak, bahkan tukang sayur pun menyebutnya 'ngamnesti pajak'.
Tetapi, kalaupun ada yang menilai kami belum berhasil atau sukses dalam menjalankan tugasmu dalam ngamnesti, kamu terima saja karena yang berhak menilai kamu adalah orang lain.
Sahabatku insan DJP dari Sabang-Marauke, berikan apa saja yang kami bisa untuk negara ini, tanpa harus meminta hak kami dari negara (Radjiman Widyoningrat).
Sekarang, aku harus berkata apa? Kalau ada kata-kata yang melebihi ucapan terima kasih kepadamu akan aku katakan itu sahabat.
Namun tak ada kata-kata lagi yang melebihi terima kasih.
Akhirnya hanya bagian kecil dari kamu yang jumlahnya 39.000 pegawai.
Tuntaskan perjuangkan cita-cita kamu untuk NKRI.
Aku bukan apa-apa tanpa kamu.
Hanya satu kata. Kamu Hebat. I love you full!
Just call me Ken 'so sweet' Djugiasteadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News