Presiden Direktur DBS Indonesia Paulus Sutisna meyakini rapor pertumbuhan kredit tahun ini akan jauh lebih baik bila dibandingkan di 2015. Pada tahun lalu, kredit hanya mengalami pertumbuhan di bawah angka 10 persen atau sekitar Rp7 triliun.
"Nasabah-nasabah yang menjadi segmen utama kami akan bertumbuh lebih baik," kata dia, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (6/1/2016).
Pada 2016 ini, Paulus mengklaim, bank dengan aset terbesar di Asia Tenggara itu ingin memperbesar portofolio kredit sektor konsumer dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selama ini, DBS banyak menjalankan fungsi intermediasi untuk segmen korporasi.
"Target DBS secara jangka panjang atau paling tidak enam tahun ke depan adalah porsi kredit korporasi, konsumer dan UMKM dapat seimbang, masing-masing di kisaran 30 persen," ungkapnya.
Di sektor korporasi, Paulus memprediksi, pembangunan infrastruktur pemerintah dan swasta akan menjadi pendorong utama. Selain itu, dia meyakini kinerja perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor komoditas akan membaik, sehingga akan berdampak positif bagi peyaluran kredit perbankan.
"Selain itu, sektor otomotif dan farmasi juga akan membaik" ujarnya.
Di sisi lain, bank asal Singapura tersebut belum tertarik untuk menjadi bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurutnya, segmen KUR bukanlah sasaran dari DBS, sehingga dia melihat peluang di sektor tersebut kurang prospektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News