Ketua Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi mengatakan harga CNG sekarang yaitu Rp3.100/lsp tidak menarik bagi pengusaha karena belum mengakomodasi margin dan belum memenuhi return of investment (ROI) sehingga diperkirakan merugi. "Pengusaha perlu margin untuk pengembalian investasi dalam menyediakan dispenser CNG. Kalau harga gas sekarang US$4,72/mmbtu dengan nilai tukar Rp12 ribu per dolar AS, harga gas sudah mencapai Rp2.020/lsp. Sisanya Rp1.080 yang akan dibagi untuk komponen investasi, pajak, dan margin. Margin yang didapat sangat minim," paparnya dalam forum bisnis CNG di Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Dalam kalkulasi Eri, Rp4.500 per lsp merupakan harga CNG yang wajar dan dapat diterima pengusaha. Jika harga CNG mampu memberikan margin yang tinggi untuk pengusaha, Hiswana siap membantu pemerintah mempercepat konversi BBM ke BBG. Ia juga meminta agar kementerian lain turut membantu menyediakan sarana, prasarana, dan peraturan BBG.
Selain itu, Hiswana meminta kepada pemerintah untuk memberikan insentif fiskal, perubahan kebijakan pajak, kemudahan pemberian izin, dan pengurangan bea impor. "Kasih insentif fiskal di harga tabung. Mahal harga tabungnya. Pajaknya juga masih dikenakan kayak barang-barang mewah. Harusnya ini pajak barang-barang industri. Bahkan kalau bisa pengusaha jangan ditarik pajak dulu. Izinnya dipermudah. Tiga tahun dikasih kemudahan. Baru habis itu pemerintah bisa menikmati. Bea impornya kalau perlu dinolkan dan kemudahan-kemudahan lain," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News