"Dari Satgas (dwelling time) sendiri dua sampai tiga hari. Pak Menko (Rizal Ramli) mintanya akhir Oktober. Insya Allah, kita usahakan," ujar Kepala Satgas Dwelling Time, Agung Kuswandono, usai Konferensi Pers Perkembangan Penurunan Dwelling Time, di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/9/2015).
Ia menyebut, kondisi dwelling time saat ini mencapai 4,67 hari. Kondisi tersebut membuat pihaknya akan melakukan pembenahan pada barang larangan dan/atau pembatasan ekspor-impor. Selain itu, kereta api pelabuhan juga sedang dipercepat pembangunannya demi mengurangi waktu tunggu di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kalau kereta api sudah bisa masuk ke sana, itu mungkin nanti sekitar 30 persen kontainer bisa langsung keluar dari Pelabuhan Tanjung Priok," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, dari pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyanggupi dwelling time Pelabuhan Tanjung Priok maksimal selama tiga hari. Maka itu, untuk merealisasikan target tersebut pemerintah juga akan mengoptimalisasi Cikarang Dry Port (CDP), optimalisasi Indonesian National Single Window (INSW), dan penyederhanaan peraturan.
"Kalau diproses keluar dan tidak rumit, maka tidak perlu lagi ada penumpukan yang lama ini. Kita pecah kontainernya ke Cikarang Dry Port meski sementara masih menggunakan jalur darat melalui truk dengan supir khusus. Nanti kalau kereta api jadi, maka akan jauh lebih mudah," pungkas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News