"Kita juga akan consider mengikuti trennya, kemudian ada mekanisme pasar, kompetisi," kata Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI Bob Tyasika Ananta di Menara BNI, Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2020.
Dirinya menambahkan, penurunan suku bunga perbankan sudah terjadi sejak bank sentral menurunkan suku bunga acuan tahun lalu. Meskipun transmisi penurunan suku bunga baru untuk deposito, namun diharapkan bunga kredit perbankan juga akan turun ke depannya.
"Jadi kita lihat ini message yang dikirim otoritas untuk 'eh gerakan ekonomi kita, sudah mulai turunkan bunga' nanti tinggal lihat bagaimana mekanisme pasar. Transmisinya itu melalui proses mekanisme pasar," ungkap dia.
BNI menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 10 hingga 12 persen. Sementara itu, penyebaran virus korona menjadi pertimbangan BNI untuk berhati-hati dalam penyalurkan kredit, sebab rasio kredit bermasalah (NPL) ditargetkan dua hingga 2,2 persen.
BI sebelumnya memangkas suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI 7-Days Repo Rate) sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen. Kebijakan tersebut untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah dampak penyebaran virus korona.
Penurunan suku bunga acuan ini diikuti dengan penurunan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News