Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan setelah Rumput Laut ada komoditas lainnya seperti ikan nila yang sebesar 149.000 ton dengan nilai produksi Rp2,5 triliun, dan bandeng yang mencapai 137.000 ton atau senilai Rp1,9 triliun.
"Rumput laut masih menjadi komoditas unggulan perikanan budidaya. Komoditas ini menyerap tenaga kerja, memiliki pasar yang tidak terbatas dan produksinya sangat beragam. Negara-negara didunia tidak semua bisa menghasilkan rumput laut," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Pihaknya menargetkan produksi rumput laut mencapai 10,6 juta ton pada 2015 bahkan hingga 2019 diperkirakan rata-rata pertumbuhan produksi rumput laut mencapai 16,74 persen per tahun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada triwulan I-2015, perikanan budidaya memberikan kontribusi terbesar pada peningkatan produksi subsektor perikanan hingga 2,92 juta ton dengan nilai Rp21 triliun.
Peningkatan produksi ini mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor perikanan pada periode yang sama yang mencapai 8,64 persen atau lebih besar dibanding dengan peningkatan PDB Nasional yang hanya mencapai 4,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News