"Balitbangtan berkewajiban mendiseminasikan inovasi yang dimilikinya kepada masyarakat," kata Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (PATP), Balitbangtan Retno Sri Hartati Mulyandari, seperti dikutip dari Antara, Selasa 14 November 2017.
Terkait upaya mendisemaninasikan inovasi kopi tersebut, lanjutnya, maka ada upaya menggelar EDU COFFEE di Kantor Balai PATP. Varietas kopi yang tersebar di pelosok nusantara begitu beragam. Namun, ujar Retno Sri Hartati, cara menyajikan kopi yang benar rupanya juga belum banyak diketahui masyarakat.
"Itu mengapa Balitbangtan, Kementerian Pertanian, perlu memberikan edukasi terkait kopi. Salah satunya melalui penyelenggaraan Edu Cofee ini," katanya. Kegiatan tersebut menyasar generasi muda yang ingin menggeluti bisnis kopi yang belakangan ini tumbuh subur, di kota-kota besar di Indonesia.
Anak-anak muda mulai melirik bisnis ini dan tidak sedikit yang sudah meraih sukses di bisnis kopi. Kurang lebih 50 peserta mengikuti acara Edu Coffee yang menghadirkan narasumber M. Eka Pramudita dari Kemenady Caf, serta Elsera T. dan Handy S. dari Balittri.
Eka Pramudita menjelaskan mengenai jenis kopi yang ada di pasaran saat ini seperti liberika, arabika dengan aroma floral yang tajam dan tingkat keasaman yang kuat, robusta dengan aroma yang tidak terlalu kuat, terasa sangat pahit, dan ada aroma khas seperti cokelat.
Menurut dia, untuk menyajikan kopi yang baik, maka kopi yang telah disangrai selanjutnya digiling dengan tingkat kehalusan yang diinginkan. Untuk menyeduh gunakan temperatur air tidak lebih dari 93 derajat Celcius, karena jika lebih dari 100 derajat C akan keluar aroma dan cita rasa yang tidak enak. Setelah diseduh, didiamkan tiga-lima menit terlebih dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News