Beras. Antara/Benny Bastiandy.
Beras. Antara/Benny Bastiandy.

Beras dan Jeruk Mandarin Picu Kenaikan Impor Konsumsi

Suci Sedya Utami • 15 Maret 2018 19:35
Jakarta: Sepanjang Februari 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor mencapai USD14,21 miliar. Angka ini mengalami penurunan 7,16 persen dibanding bulan sebelumnya USD15,31 miliar, namun meningkat 25,18 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu USD11,35 miliar.
 
Kepala BPS Suhariyanto merinci berdasarkan jenis barang, hanya impor barang konsumsi yang mengalami pertumbuhan positif 1,36 persen dibanding bulan lalu dan 55,32 persen dibanding Februari tahun lalu. Nilai impor barang konsumsi yakni USD1,38 miliar.
 
"Untuk barang konsumsi ada beberapa barang yang mengalami kenaikan yaitu beras kita tahu impor beras memang dilakukan sebesar 0,5 juta ton dari Thailand, dan kedua yaitu jeruk mandarin jenisnya itu kino dari Pakistan nilainya USD19,8 juta. Itu yang menyebabkan kenaikan," kata Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Maret 2018.

Sementara impor bahan baku mengalami pertumbuhan negatif 7,74 persen dibanding Januari, namun tumbuh positif 20,75 persen dibanding Februari tahun lalu. Nilainyanya mencapai USD10,58 persen. Serta impor barang modal mengalami pertumbuhan negatif 9,19 persen dibanding bulan lalu, namun positif 32,23 persen dibanding Februari 2017. Nilainya sebesar USD2,25 miliar.
 
Dirinya mengatakan, impor konsumsi diperkirakan masih akan mengalami tren kenaikan, apalagi bila memasuki bulan puasa yang jatuh di bulai Mei. Namun dirinya berharap kenaikan tersebut bisa dikompensasi dengan impor barang lainnya sehingga bisa menjaga neraca dagang dalam posisi yang aman.
 
Adapun secara kumulatif, impor di 2018 yakni mencapai USD29,52 miliar atau tumbuh 26,58 persen dibanding periode yang sama tahun lalu USD23,32 miliar.
 
Lebih jauh, impor ini didominasi dari barang-barang asal Tiongkok dengan share terhadap total impor yakni 29,09 persen atau nilainya mencapai USD7,27 miliar, disusul Jepang 10,90 persen atau USD2,73 miliar serta Thailan 6,52 persen atau USD1,63 miliar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan