"Outstanding pinjaman kepada delapan BUMN mencapai Rp1,939 triliun tersebut merupakan akumulasi sejak perusahaan tersebut masuk dalam program restrukturisasi dan revitalisasi yang dijalankan PPA," kata General Manager Business Advisory and Asset Management Dikdik Permadi, di sela Paparan Kinerja PPA 2017, di Malang, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 17 November 2017.
Delapan perusahaan penerima pinjaman tersebut yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero) sebesar Rp605 miliar, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rp604,2 miliar, PT Pal Indonesia (Persero) Rp225,8 miliar, dan PT Kertas Kraft Aceh (Persero) Rp277,4 miliar.
Selanjutnya PT Industri Gelas (Persero) sebesar Rp122,8 miliar, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp32,1 miliar, PT Kertas Kraft Aceh Persero (KKA) sebesar Rp50 miliar, serta PT Survey Udara Penas (Persero) Rp22,5 miliar.
Menurut Dikdik, dana operasional PPA ini sifatnya sebagai dana talangan yang akan dikembalikan perusahaan secara bertahap setelah kinerja usaha membaik sehingga tidak lagi menjadi pasien PPA.
"Sumber dana pinjaman kepada delapan BUMN tersebut berasal dari penyertaan modal negara (PMN) serta dana operasional PPA," ujarnya.
Dalam menangani KKA, PPA saat ini sedang dalam program revitalisasi yaitu menjembatani kerja sama dengan BUMN Semen untuk pengadaan kertas kantong semen. Namun, KKA harus melakukan rekondisi pabrik kertas yang diperkirakan membutuhkan investasi berkisar Rp1 triliun-Rp1,5 triliun.
Adapun total aset KKA pada tahun ini mencapai Rp725 miliar. Untuk pendanaan program restrukturisasi dan revitalisasi pada 2018, ia menambahkan bahwa PPA masih mempunyai sisa dana PMN yang belum digunakan sebesar Rp500 miliar.
Sementara itu, GM Business Advisory & Asset Management PPA Ardian Pratama mengatakan bahwa PPA sudah mendapatkan tiga kali suntikan modal dari pemerintah yang mencapai Rp3,250 triliun.
"Pertama, kita dapat PMN Rp1 triliun, kedua Rp1,5 triliun, dan ketiga sebesar Rp750 miliar," ujar Ardian.
Dana PMN sebesar Rp3,25 triliun tersebut telah dialokasikan sebanyak Rp850 miliar kepada PT Waskita Karya (Persero) ketika perusahaan itu masuk dalam program restrukturisasi dan revitalisasi.
Sebesar Rp1,939 triliun dialokasikan kepada delapan BUMN, sedangkan sisanya sekitar Rp400 miliar akan digunakan untuk melanjutkan program restrukturisasi dan revitalisasi pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News