Terkait persoalan ini, dia menyerahkan ke masyarakat untuk memilih moda transportasi yang ingin digunakan. "Ini pilihan-pilihan, masyarakat mau pilih taksi silakan. Mau pilih pakai bus Damri silakan," ungkap Jokowi, di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.
Seperti diketahui, per hari ini harga tiket KA Bandara Soekarno Hatta naik menjadi Rp70.000 per penumpang. Sementara pada masa promosi yakni 26 Desember sampai 1 Januari 2018 harga tiket hanya Rp30.000 per penumpang.
Mengenai harga tersebut, Jokowi menambahkan, pemerintah belum bisa memastikan apakah KA Bandara ini kedepannya akan disubsidi atau tidak. "Nanti kalau (soal) subsidi," jawab Jokowi, ketika ditanya apakah KA Bandara akan disubsidi atau tidak.
Sebelumnya, PT Kerata Api Indonesia (Persero) atau KAI mengklaim bahwa tarif KA Bandara akan tetap kompetitif dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti taksi komersil, taksi online, dan Damri. Hal itu dikatakan Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro karena KA Bandara dibangun untuk menarik masyarakat menggunakan transportasi masal.
"Prinsipnya karena ini pelayanan publik, tentu harus harga kompetitif untuk memikat masyarakat," kata Edi.
Ia menuturkan, mengenai balik modal atau Break Even Point (BEP) tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada penumpang. Oleh karena itu, melalui pengelolaan stasiun yang baik bisa untuk mendapatkan income lebih diluar dari tiket.
"Kalau hitungan kami tiket itu harus bisa menarik calon penumpang menuju ke bandara. Oleh sebab itu, pendapatan itu tidak hanya dari tiket," pungkas Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News