Produk holtikultura. Antara/Puspa Perwitasari
Produk holtikultura. Antara/Puspa Perwitasari

Hadapi MEA, Petani Diminta Melek Selera Pasar

09 Oktober 2014 14:46
medcom.id, Jakarta: Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menilai, petani serta pengusaha di bidang pertanian harus memahami selera pasar untuk bisa menjadi pemenang dalam pasar bebas ASEAN atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.
 
"Kita harus membangkitkan awareness para petani, para pengusaha, untuk mencapai daya saing yang tidak cukup dengan mutunya, keamanan, tetapi juga dilengkapi penerimaan pasar agar kita mampu memenangi persaingan tersebut," katanya di Jakarta, Kamis (9/10/2014).
 
Dalam sambutan pada pembukaan Kemilau Daya Saing Produk Pertanian memperingati Bulan Mutu Pertanian 2014 bertema Pemenuhan Standar Produk Pertanian Memenangkan Pasar Bebas ASEAN di Jakarta, dia mengatakan petani dan pengusaha perlu dibekali ilmu yang cukup untuk bisa memasarkan, bukan hanya memproduksi.

"Harus dibekali ilmu agar memenuhi standar dan melihat potensi pasar, bukan hanya how to produce (bagaimana memproduksi), tetapi juga how to market (bagaimana memasarkan)," ujarnya.
 
Untuk itu, Rusman mengimbau kepada para peneliti di bidang pertanian untuk terjun ke pasar, melakukan survei dan mengenali selera konsumen. "Jadi, mutunya bagus, standar terjamin dan disukai konsumen," tukasnya.
 
Namun, dia mengatakan sebelum pemahaman selera pasar terpenuhi, kualitas juga harus terjamin untuk menghasilkan daya saing yang unggul. "Kita ini terlalu fokus terhadap kuantitas atau volume, tetapi tidak pada kualitas, tetapi (kualitas) itulah yang menjadi modal daya saing," kata dia.
 
Untuk itu, lanjut dia, MEA 2015 merupakan momentum untuk menjadi pemenang dalam pasar, bukan hanya sebagai pasar bagi produk negara ASEAN lainnya. Dia menyebutkan dengan penduduk sebanyak 252 juta orang atau 45% dari penduduk ASEAN, ditambah pertumbuhan penduduk sebesar 1,4% setiap tahunnya, maka pasar Indonesia sangat menggiurkan dan menjanjikan.
 
"Suka tidak suka, siap tidak siap, kita akan menghadapi MEA dan pasar global," ucap dia.
 
Selain itu, Rusman menambahkan Indonesia sebagai emerging country (negara yang sedang tumbuh), anggota G20 dengan peringkat 16, artinya daya beli masyarakatnya termasuk 10 besar di dunia. Untuk itu, dia mengimbau kepada produsen untuk terus berinovasi dan berkreasi menghasilkan produk berdaya saing, bukan hanya di pasar lokal, tetapi juga di pasar ASEAN dan internasional.
 
"Kondisi ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita, bagaimana kita menyikapinya, tentunya akan lebih luas dan kompetitif," ujarnya.
 
Ditambah, lanjut dia, perdagangan bebas tidak hanya melibatkan negara ASEAN saja, tetapi diperluas melibatkan enam negara lainnya yang saat ini membentuk Free Trade Area dengan ASEAN yang dinamakan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) mulai berlaku 1 Januari 2016.
 
"Dapat dibayangkan betapa tingginya tingkat persaingan perdagangan pada RCEP, dimana negara yang tidak mampu menghadapinya akan menjadi negara konsumen yang akan dimanfaatkan oleh negara produsen lainnya, kita tidak boleh jadi looser (pecundang) tapi harus jadi winner," pungkasnya.  (Antara)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan