"Reksadana syariah bertumbuh terus, karena dana kelolaannya kan masih belum besar, dan rakyat Indonesia banyak yang berusaha untuk mencari investasi yang halal, disamping keuntungan," kata Hans saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (29/1/2015).
Terkait dengan komitmen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah, menurutnya hal itu bagus dan dapat pula mendorong pertumbuhan reksadana syariah. Karena penetrasi pasar modal di Indonesia masih rendah dan persepsi yang tumbuh di masyarakat masih menganggap bahwa investasi di pasar modal bukalah investasi yang halal.
"Dengan komitmen OJK itu maka persepsinya nanti tidak keliru, masyarakat akan merasa aman karena investasi mereka adalah investasi yang halal dan sesuai dengan ajaran agama," ucapnya.
Hans memprediksi tahun 2015 total dana kelolaan reksadana syariah bisa berkembang mencapai 18 persen dari total dana kelolaan tahun sebelumnya.
"Total dana kelolaan reksadana syariah pada 2012 itu Rp8,8 triliun, 2013 Rp9,4 triliun, dan 2014 itu sekitar Rp10,2 triliun. Tahun ini bisa tumbuh 18 persen," cetus Hans.
Sebelumnya beberapa waktu lalu Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan bahwa pasar modal syariah memiliki peluang untuk berkontribusi lebih besar dalam pembiayaan pembangunan nasional. Untuk itu, OJK mencanangkan 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah. Selain itu rencananya OJK juga akan meluncurkan peta jalan, paket kebijakan dan produk baru, serta logo pasar modal syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News