"Bercermin dari data ini, kami berharap kredit akan tumbuh lebih baik lagi pada kuartal-kuartal berikutnya," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Dirinya menambahkan, pertumbuhan kredit ditopang oleh penyaluran dana ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan masyarakat prasejahtera produktif. Tercatat, kredit di sektor UMKM tumbuh 15 persen menjadi Rp15,8 triliun.
"Sementara itu, pembiayaan ke segmen prasejahtera produktif, yang disalurkan melalui BTPN Syariah, meningkat 47 persen menjadi Rp3,9 triliun," jelas dia.
Secara umum, kenaikan penyaluran kredit tersebut tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian. Hal ini tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 0,7 persen.
"Pertumbuhan kredit sebesar 11 persen dengan NPL terjaga di 0,7 persen menunjukkan kami masih ekspansif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian," tambah Jerry.
Pertumbuhan yang moderat di sisi kredit, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar sembilan persen (yoy) dari Rp76,6 triliun menjadi Rp83,6 triliun. Adapun rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 24,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News