Ekonomi digital sepenuhnya mengacu kepada aktivitas ekonomi yang berbasis teknologi informasi. Saat ini, setengah dari populasi dunia sudah terhubung dalam jaringan internet. Sepertiga di antaranya memiliki akses media sosial yang terdiri dari berbagai usia. Internet seolah-olah telah menjadi bagian integral dalam keseharian masyarakat.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi digital. Ini terlihat dari aktivitas digital penduduk Indonesia cukup tinggi terutama dalam belanja online. Menurut data We are social, penetrasi e-commerce di Indonesia sebesar sembilan persen dari total populasi, dengan pangsa pasar mencapai USD5,6 miliar atau sekitar Rp76 triliun pada 2016.
Nilainya memang masih rendah. Namun, dengan kecenderungan pengguna internet yang terus meningkat, Indonesia dapat menjadi pasar potensial bagi ekonomi digital. Lebih lanjut, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang mencapai 262 juta jiwa, 51 persen di antaranya adalah pengguna internet. Mayoritas mengakses internet dari telepon seluler (ponsel).
Menjawab hal tersebut, bank konvensional dituntut untuk memodifikasi model bisnis dengan mengedepankan penerapan teknologi digital. Ini tentunya merupakan hasil kolaborasi dengan bisnis model yang diterapkan fintech yang cenderung lincah dan inovatif.
Hal ini telah dilakukan DBS Indonesia yang meluncurkan layanan perbankan berbasis ponsel pintar pada Agustus lalu. Layanan yang disebut digibank merupakan upaya DBS ingin lebih mendekatkan diri dengan pengalaman konsumen yang semakin dinamis. Seiring pertumbuhan internet dan ponsel pintar, digibank menawarkan keleluasaan transaksi perbankan.
"Kami menyaksikan perubahan perilaku konsumen dan masyarakat menginginkan cara bertransaksi di bank yang mudah, cepat, dan praktis," kata Presiden Direktur DBS Indonesia Paulus Sutisna, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat, 15 Desember 2017.
Melalui fitur andalan, yaitu kecerdasan buatan dan machine learning, target utama DBS adalah generasi milenial yang mengedepankan kebebasan dan keamanan. Inovasi ini berada di jalur yang tepat, karena sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kuat di masa depan.
Tidak ditampi, perbankan tidak luput dari transformasi digital yang mulai terjadi. Seperti disebutkan dalam laporan McKinsey Global Banking 2017, pergerakan digital yang terjadi di berbagai bidang menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi industri perbankan. Bank mesti mengikuti pergerakan ekosistem ekonomi dunia yang dimotori digital dan data.
Setelah terhantam krisis finansial global, kali ini ancaman terhadap bank datang dari fintech. Perkembangan fintech, hingga perubahan tren permintaan pasar dan regulasi membuat bank konvensional harus memilih antara beradaptasi atau kehilangan pangsa pasar. Adaptasi terutama diperlukan dalam penerapan teknologi pintar yang berbasis digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News