Ilustrasi Bank Danamon. (FOTO: Dokumentasi Bank Danamon)
Ilustrasi Bank Danamon. (FOTO: Dokumentasi Bank Danamon)

Bank Milik Jepang Bertambah

28 Desember 2017 10:16
Jakarta: Sektor keuangan Indonesia masih menjanjikan pertumbuhan yang baik untuk investasi. Karena itu, perbankan Indonesia masih akan terus menjadi salah satu sektor yang diincar asing.
 
Kemarin, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc melalui The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd (MUFG) mengumumkan telah menyepakati perjanjian jual beli saham bersyarat dengan Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd (AFI) dan entitas-entitas terafiliasi lainnya untuk mengakuisisi kepemilikan saham di Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) sebesar 73,8 persen secara bertahap.
 
Dengan langkah MUFG itu, kepemilikan investor Jepang terhadap bank di Tanah Air bertambah. Sebelumnya, investor Jepang telah memiliki lima bank yang beroperasi di Indonesia.

Kepala Departemen Pengawasan Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ariastiadi melihat minat asing investasi di Indonesia termasuk bagus. Itu mengindikasikan iklim investasi di Indonesia yang kondusif dan industri perbankan yang menarik.
 
"Mereka menjadi bagian yang memperkuat struktur dan daya tahan perbankan nasional, selain meningkatkan daya saing perbankan nasional di kawasan regional," ujarnya saat dihubungi, kemarin.
 
Chief Executive Officer (CEO) of MUFG Takayoshi Futae mengatakan investasi melalui pembelian saham Bank Danamon merupakan suatu tonggak sejarah baru untuk rencana strategis MUFG di Asia & Oceania.
 
Bank telah mengembangkan keberadaannya, mendiversifikasi bauran bisnisnya di wilayah tersebut, dan memperkuat bisnis perbankan komersial melalui kemitraan strategis dengan bank-bank terkemuka di wilayah ini.
 
"Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN yang didukung pertumbuhan fundamental yang unggul dan iklim politik yang stabil. Kami akan menciptakan platform layanan terpadu sebagai pintu gerbang untuk klien yang ingin melakukan terobosan ke dalam ekonomi Indonesia dan sebaliknya untuk perusahaan lokal dalam mengembangkan diri di wilayah Asia & Oceania," ujarnya dalam keterangan tertulis.
 


 
Bergantung pada OJK
 
Pelaksanaan rencana pembelian saham itu akan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama sebesar 19,9 persen senilai Rp15,87 triliun atau Rp8.323 per lembar saham telah terlaksana.
 
Tahap kedua sebesar 20,1% akan dilaksanakan antara triwulan II dan III 2018, serta sisanya untuk mencapai 73,8 persen bergantung pada persetujuan otoritas perbankan Indonesia.
 
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan proses tahap 2 harus menunggu izin efektif dari OJK.
 
"Sekarang baru tahap 1. Nanti bila akan menjadi pemegang saham pengendali (PSP) di atas 25 persen, baru ada diskusi dengan OJK. Saya belum bisa berandai-andai. Akan kami lihat apa saja komitmennya untuk mendukung perekonomian Indonesia," ujar Heru.
 
Terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Saham Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan pada tahap 2 terjadi perubahan pemegang saham pengendali.
 
Oleh karena itu, MUFG harus melakukan penawaran pembelian saham milik publik (tender offer) dengan tetap memenuhi ketentuan freefloat dan batasan kepemilikan asing. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan