Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Harjanto menuturkan industri MRO ke depan bakal lebih kompetitif karena ditopang oleh perkembangan industri jasa penerbangan sejak 2000.
"Saat ini industri MRO sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, antara lain airframe, instrument, engine, radio, emergence equipment, dan line maintenance," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.
Harjanto mengungkapkan saat ini industri MRO nasion mencapai 32 perusahaan, yang tergabung dalam Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA). Potensi bisnis tersebut, katanya harus ditunjang lewat pengembangan sumber daya manusia industri, pembangunan kawasan industri terpadu, pemenuhan standar kualitas, dan penguatan industri komponen pesawat.
"Kami akan melakukan pembicaraan yang lebih intens bersama produsen pesawat, terutama Airbus dan Boeing agar dapat mendirikan Aircraft Engineering Center di Indonesia," ujar Harjanto.
Menurutnya, perusahaan MRO di Eropa dan Amerika Utara kini mulai fokus menggarap industri berteknologi tinggi dan padat modal. Sedangkan untuk jasa perawatan pesawat yang tergolong padat karya, bakal diserahkan kepada pihak lain.
"Kondisi ini akan memberikan peluang bagi industri MRO di Asia Pasifik termasuk di Indonesia," tambah dia.
Adapun maskapai dunia mengeluarkan dana sebesar USD72,81 miliar untuk melakukan perawatan pesawat pada 2016. Dari nilai tersebut, Amerika Utara menjadi penyumbang terbesar yang mencapai USD21,2 miliar, diikuti Eropa sekitar USD20,7 miliar dan Asia Pasifik USD13,3 miliar.
Pada 2025, lanjutnya pasar perawatan pesawat di dunia diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan 3,9 persen sehingga menjadi USD106,54 miliar.
"Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan terbesar, yakni 5,8 persen dibanding Amerika Utara 0,9 persen dan Eropa 2,35 persen," tutur dia.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik sekitar delapan persen dan Indonesia adalah negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah Tiongkok dan India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News