"Jadi kita ada kelonggaran likuiditas Rp4,1 triliun. Karena lukuiditas saat ini sedang ketat, jadi itu meringankan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016).
Dirinya menambahkan, penurunan suku bunga acuan oleh BI memang akan meningkatkan permintaan kredit di perbankan. Hanya saja, di saat bersamaan bank akan terkendala masalah likuiditas.
"Karena sekarang masalahnya kurang likuiditas, mau kasih kredit uangnya enggak ada. Dengan begini longgar likuiditas. Sehingga enggak usah rebutan SB (surat berharga). Kemarin kesulitan SB diturunin lukuiditas tidak ada, bank pasti penting sekali likuiditas," imbuhnya.
Budi memperkirakan pertumbuhan kredit Bank Mandiri akan semakin tinggi. Bahkan dirinya optimistis jika pertumbuhan kredit mampu mencapai 13 persen.
Sebelumnya, BI kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi tujuh persen serta menurunkan suku bunga lending facility pada level 7,50 persen dan suku bunga deposit facility sebesar lima persen.
Penurunan suku bunga acuan diharapkan dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial di mana BI juga menurunkan GWM Primer sebesar satu persen dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen berlaku efektif sejak 16 Maret 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News