Buruh kebun menuangkan getah karet hasil sadapan di Perkebunan Karet Ngobo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Buruh kebun menuangkan getah karet hasil sadapan di Perkebunan Karet Ngobo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Kelebihan Permintaan Karet Harus Diserap Domestik

Arif Wicaksono • 24 Maret 2016 10:13
medcom.id, Palembang: Ketua Gapkindo Sumsel Alex K Eddy mengatakan perubahan kondisi perekonomian menyurutkan harga karet.
 
"Pada era 2012-2013, sejumlah negara ASEAN mulai menjual karet sehingga over supply. Kondisi ini ditambah dengan penurunan harga minyak bumi. Minyak bumi itu bahan baku karet sintesis dan karet sintesis merupakan pesaing karet alam," jelas dia di Pelembang, Kamis (24/3/2016).
 
Kemudian selanjutnya adalah negara konsumen karet sedang mengalami penurunan ekonomi. Itu tiga alasan mengapa harga karet dunia turun, terutama di Tiongkok.

Untuk mengatasinya, dia menjelaskan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk pemakaian karet domestik.
 
"Pak menteri serap 550 ribu ton. Tambah 600 ribu ton jadi sudah 1,1 juta ton. Sedangkan Indonesia ekspor tiga ton. Artinya sudah diserap 30 persen melalui dalam negeri. Kita makan sendiri 1,1 juta," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan