Head of Communications and Development AIIB Laurel Ostfield menuturkan keempat proyek infrastruktur ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta memperkecil kebutuhan pendanaan untuk setiap proyek infrastruktur pemerintah.
"Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara yang paling banyak mendapatkan pendanaan dari AIIB," katanya saat ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurutnya, total investasi di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur. Pasalnya investasi di bidang infrastruktur masih berkisar antara 3-4 persen dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB). Bahkan Indonesia berada di bawah Thailand dan Vietnam yang mencapai angka 7-8 persen.
"Sayangnya investasi sampai saat ini belum sanggup memenuhi tuntutan tersebut," imbuh dia.
Laurel menambahkan defisit investasi ini tidak hanya mempengaruhi pembangunan infrastruktur baru, tapi juga menghambat proses rehabilitasi,operasional, dan peningkatan kualitas infrastruktur Indonesia yang sekarang.
Sebab itu, AIIB berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. "Kami membutuhkan mobilisasi modal dari sektor swasta," tambahnya.
Adapun keempat proyek tersebut yakni modernisasi irigasi strategis dan proyek rehabilitasi mendesak dengan investasi USD250 juta dari total USD576 juta yang diperlukan, perbaikan operasional dan keselamatan bendungan fase II dengan investasi USD125 juta dari total USD300 juta.
Selanjutnya proyek nasional perbaikan kumuh dengan investasi USD216,5 juta dan proyek dana pengembangan infrastruktur regional seperti Trans Sumatera senilai USD100 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id