Sebagai contoh, kata dia, beberapa anggota Aprindo yang gerainya berada di Jakarta mengaku kehabisan stok lantaran banyak atlet dan ofisial mancanegara memborong barang-barang yang tidak bisa mereka temukan di negaranya.
"Mulai dari sepatu, pakaian, dan salah satu anggota kami menyatakan ada beberapa barang yang repeat order," ujarnya dalam Metro Pagi Primetime, Rabu, 5 September 2018.
Meski saat ini data penjualan masih dikalkulasi, Roy menyebut pergerakan sektor ritel meningkat 10-15 persen dari bulan sebelumnya. Penjualan tertinggi rata-rata didominasi oleh makanan, minuman, dan pakaian.
Di sisi lain, kata Roy, Asian Games menjadi pemulihan sektor ritel yang belakangan sedang lesu akibat menjamurnya bisnis dan penjualan secara daring.
"Dengan adanya event ini sangaat menarik dan berharap bahwa Asian Para Games nanti termasuk IMF Global World Bank di Bali akan semakin meningkatkan sektor ini," kata dia.
Roy mengatakan perputaran ekonomi Indonesia bisa terus dioptimalkan dengan perhelatan event-event semacam Asian Games.
Posisi Indonesia yang mulai dilirik karena dinilai mumpuni menyelenggarakan event internasional akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
"Kalau ini ditata sedemikian rupa, istilahnya dibuatlah acara-acara yang signifikan apalagi menjelang pemilu ini bisa membantu perputaran ekonomi," katanya.
Roy menambahkan peningkatan penjualan bukan hanya pada produk-produk high end yang dijual di pusat perbelanjaan modern, bicara kerajinan tangan bahkan Pasar Tanah Abang dan grosir di sekitarnya menjadi ladang subur bagi produk-produk lokal Indonesia bisa go international.
"Anggota kami melaporkan mereka (wisman, atlet, ofisial) beli untuk dikirim ke negaranya, bukan beli dibawa ke bagasi tapi langsung dikirim. Ini satu hal yang menarik sekali," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News