Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (memegang bendera) saat melepas kegiatan operasi pasar telur murah (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (memegang bendera) saat melepas kegiatan operasi pasar telur murah (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)

Kementan Gelar Operasi Pasar Telur Murah Seharga Rp19.500/Kg

Kautsar Widya Prabowo • 19 Juli 2018 13:27
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) melepas kegiatan operasi pasar telur murah seharga Rp19.500 per kilogram (kg) untuk 43 pasar di Jabodetabek. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menstabilkan harga telur di pasaran yang masih berada di kisaran Rp27 ribu per kg.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan dalam operasi tersebut, Kementan telah menggelontorkan kurang lebih 100 ton telur ayam yang diharapkan dapat menurunkan harga telur ayam di pasaran. Turunnya harga komoditas tersebut menjadi penting dilakukan pemerintah guna meringankan masyarakat.
 
"Mengguyur pasar Rp19.500 (per kg) dan kurang lebih 100 ton kami kirim ke Jabodetabek. Kami juga dapat laporan harga di tingkat konsumen sudah mulai turun," ujar Amran, dalam sambutannya di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.

Mentan berharap operasi pasar terus dilakukan hingga harga di tingkat konsumen bisa terus turun. Namun, ia menekankan, harga telur ayam jangan sampai terlalu rendah karena bisa merugikan produsen. "Ini dilakukan ke 43 pasar, tapi kalau sudah stabil ini dihentikan karena kita menjaga keseimbangan. Karena nanti kena ke peternak kecil," tukasnya.
 

 
Lebih lanjut, Andi Amran Sulaiman mengatakan, melalui operasi pasar ini diharapkan bisa menurunkan harga telur ayam di pasaran dan nantinya tidak lebih dari Rp25 ribu per kg. Sedangkan harga yang diberikan dalam operasi pasar telur murah sebesar Rp19.500 per kg dirasa masih memberikan keuntungan kepada peternak.
 
"Kita hitung Rp19.500 sudah untung. Jadi kita harap di angka Rp22 ribu, Rp25 ribu, atau Rp26 ribu (per kg)," imbuhnya.
 
Di sisi lain, Amran meminta kepada para pedagang untuk tidak terlalu mengambil untung besar dengan menaikkan harga telur ayam di pasaran. Pasalnya terdapat disparitas harga telur ayam hingga 60 persen di tingkat konsumen.
 

 
"Disparitas 40 sampai 60 persen terjadi di segmen menengah. Biasanya telur ayam Rp12 ribu tapi di konsumen Rp23 ribu. Ini perlu kita tata," tegasnya.
 
Adapun kegiatan operasi pasar telur ayam ini tidak hanya dilakukan di Jabodetabek semata karena dilakukan serentak di sejumlah kota besar di Indonesia melalui surat edaran yang dikeluarkan Kementan. Langkah ini diharap maksimal menekan harga telur ayam yang sekarang ini berada di level tinggi.
 
"Operasi pasar bukan hanya di Jakarta saja tapi ada di beberapa lokasi seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan kota-kota besar. Sudah sepakat dan surat edaran sudah kita lakukan," pungkasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan