Kepala BSN Bambang Prasetya (kanan) bersama Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kiri) di Gedung BEI (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)
Kepala BSN Bambang Prasetya (kanan) bersama Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kiri) di Gedung BEI (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)

BSN Berencana Terapkan Standar Manajemen Risiko di Pasar Keuangan

Husen Miftahudin • 19 Mei 2016 12:43
medcom.id, Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN) berencana menerapkan standar manajemen risiko di pasar keuangan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan dalam menjaga kemampuan bersaing di tingkat regional dan global.
 
Kepala BSN Bambang Prasetya menuturkan penerapan SNI ISO 31000:2011 tentang manajemen risiko sangat penting untuk melakukan tindakan preventif terhadap risiko yang terjadi di pasar keuangan sehingga mampu mengendalikan ketidakpastian di awal.
 
Hal ini, lanjutnya, menjadi basis agar Indonesia lebih profesional mengenal standar yang telah diterapkan oleh beberapa negara maju tentang kegiatan ekonomi seperti di perbankan, asuransi, dan pasar modal.

"Kita sedang mulai, standarnya mau dirumuskan dulu dan diadopsi dari ISO nanti di-piloting dalam waktu dekat. Setelah itu disahkan dan tinggal imlementasinya nanti," ujar Bambang, usai membuka perdagangan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2016).
 
Rencananya, BSN tahun ini akan membuat pedoman tentang risiko manajemen di pasar keuangan terlebih dahulu. Setelah itu, pada tahun depan akan diimplementasikan standar manajemen risiko SNI ISO 31000 dan dibuat sertifikat manajemen risikonya.
 
"Ada beberapa perbankan, asuransi, dan seterusnya yang meminta persyaratan kalau untuk manajer harus punya sertifikat manajemen risiko supaya tidak ada (kasus di pasar keuangan). Kasus perbankan kita kan jelek dulu karena tidak mengukur ketidakpastian," tegas dia.
 
Standar manajemen risiko di pasar keuangan memang baru masuk di Indonesia. Untuk menerapkannya butuh waktu sosialisasi terlebih dahulu. Namun demikian, diharapkan standar ini bisa diterima semua pihak karena erat kaitannya terhadap stabilitas industri keuangan di Indonesia.
 
"Memang sektor keuangan baru masuk karena kalau uang itu lost-nya cepat, untungnya juga cepat. Supaya lost-nya tidak ada, nah inilah diterapkan manajemen risikonya. Standarnya baru kita adopsi dari internasioanl dan tahun ini selesai kemudian implementasi tahun depan," tutur Bambang.
 
BSN Berencana Terapkan Standar Manajemen Risiko di Pasar Keuangan
Kepala BSN Bambang Prasetya bersama Direktur Utama BEI Tito Sulistio saat membuka perdagangan di Gedung BEI
 
Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menganggap penting risiko manajemen di pasar keuangan. Menurutnya, risiko manajemen untuk menghindari adanya perusahaan efek yang kena suspend.
 
"Ini penting. Sekarang, misalnya, karena ada masalah soal risk management, sesuatu yang salah dengan risk manajemen yang tidak baik makanya ada satu perusahaan yang di-suspend," tutup Tito.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan