"Ini merupakan tertinggi kedua setelah sektor industri pengolahan yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 20,8 persen," ungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, dalam acara Inovasi Rantai Nilai, di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (23/5/2016).
Menurut dia, lebih dari separuh PDB sektor industri pengolahan adalah berbasis pertanian. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan penyerap terbesar tenaga kerja, yaitu sekitar 35 persen dari total tenaga kerja.
"Apabila sektor pertanian ini kita pandang secara holistik dari hulu (atau on farm) hingga hilir (atau down stream industries) dalam suatu rantai nilai, maka kontribusinya terhadap PDB secara agregat mencapai sekitar 55 persen," lanjutnya.
Dia menambahkan, jika rantai nilai-rantai nilai komoditas pertanian yang jenis dan jumlahnya banyak sekali di Indonesia, dikembangkan dengan menggunakan teknologi dan dukungan sistem logistik moderen, maka PDB Indonesia akan semakin meningkat.
"Komoditas ini baik tanaman pangan, tanaman perkebunan, hortikultura, dan peternakan. Hal ini juga tidak hanya akan mengangkat PDB Indonesia saja, tetapi kesejahteraan petani dan pelaku ekonomi pedesaan lainnya pun akan semakin meningkat," jelas dia.
Namun demikian, permasalahan utamanya adalah, dari total 26,1 juta rumah tangga usaha pertanian di seluruh Indonesia, 56 persen di antaranya (atau 14,6 juta rumah tangga usaha pertanian) memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare (ha).
"Luasan yang marjinal ini jauh di bawah skala keekonomian," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News