Ilustrasi bawang merah. (FOTO: MI/Benny Bastiandy)
Ilustrasi bawang merah. (FOTO: MI/Benny Bastiandy)

Kebijakan Impor Bawang Merah Dinilai Tidak Tepat

Gervin Nathaniel Purba • 27 Mei 2016 10:51
medcom.id, Jakarta: Dewan Bawang Merah Nasional (Debnas) mengingatkan pemerintah bahwa kebijakan mengimpor bawang merah karena alasan untuk menurunkan harga bawang merah sekaligus memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran dinilai sangat tidak tepat.
 
Ketua Debnas Sunarto Atmo Taryono mengatakan pada Juni nanti akan dimulai panen raya bawang merah di seluruh sentra bawang merah baik di Jawa maupun di luar Jawa. Dengan begitu, Ia menyatakan petani bawang merah Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan  pasar dalam negeri.
 
"Bahwa impor bawang merah pada saat panen raya menyalahi aturan dan komitmen Pemerintah yang menyatakan tidak akan impor produk pangan saat panen raya," ujar Sunarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Kemudian, Ia menyebutkan langkah pemerintah melalui percepatan distribusi dengan cara kerja sama pembelian bawang merah antara Asosiasi Petani dan Bulog telah menunjukkan adanya pengaruh berupa penurunan harga bawang merah secara signifikan dalam seminggu terakhir.
 
Sunarto menambahkan, keputusan pemerintah untuk membuka keran impor bawang merah menunjukkan pemerintah sedang menerapkan manajemen panik yang bertentangan dengan prinsip Nawacita Kabinet Kerja yaitu keberpihakan dan kemandirian serta membangun sistem pangan rakyat yang kokoh.
 
Impor bawang merah justru bertolak belakang dan menihilkan kerja keras dari semua pihak dalam upaya stabilisasi harga bawang merah, dimana dalam hal ini petani dengan sukarela telah berkorban menyediakan bawang merah melalui pembelian oleh Bulog dengan harga di bawah harga pasar.
 
"Komitmen petani dan pemangku kepentingan lain dalam kegiatan ini yang sudah menunjukkan sinyal positif terhadap penurunan harga, telah dicederai oleh Pemerintah," tuturnya.
 
Saat ini harga pembelian di tingkat petani sudah berkisar pada angka Rp12 ribu hingga Rp16 ribu per kg, sehingga harga di tingkat konsumen yang diharapkan Presiden Rp25 ribu per kg akan terealisasi dalam bulan Ramadan ini.
 
"Seharusnya pemerintah menunggu hasil akhir stabilisasi yang pada awalnya digagas dan diusulkan pemerintah, bukan malah secara sepihak mengaborsi kebijakan yang sedang berjalan," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan