Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan saat ini negosiasi mewujudkan Kemitraan Ekonomi Comprehensif Regional (RCEP) yang melibatkan 16 negara terus dilakukan. Kolaborasi dagang ini telah disepakati para kepala negara agar bisa rampung pada tahun ini.
"Kita harus dapet market accsess lebih dari 80 persen dari total di dunia. Kita dengan RCEP sukses saja itu sudah 45 persen dari total populasi dunia," kata Enggar ditemui usai menghadiri acara di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2019.
Tim teknis RCEP diharapkan dapat menyelesaikan perundingan semua akses pasar dan teks perjanjian di seluruh bidang perundingan yang penyelesaiannya bakal diumumkan pada KTT RCEP ke-3 pada November 2019 di Bangkok, Thailand. Penyelesaian RCEP sangat penting apalagi dengan semakin maraknya tekanan-tekanan perdagangan akhir-akhir ini.
Menurut Enggar, sebagai Koordinator Negara Perundingan RCEP, Indonesia berkomitmen mengajak seluruh negara peserta RCEP secara kolektif mendorong penyelesaian perundingan RCEP sesuai target. Penyelesaian perundingan tanpa ada penundaan lagi merupakan tanggungjawab bersama 16 Negara Peserta.
"Dengan begitu kita bisa bebas, bisa pilih, kalau terpaku pada satu atau dua (perjanjian) saja terjadi sesuatu kita susah," ungkap Enggar.
Di luar itu, Kemendag juga tengah fokus merampungkan 14 perjanjian dagang baru yang ditargetkan bisa rampung sepenuhnya pada 2020-2021. Dua di antaranya, yakni perjanjian dagang Indonesia-Korea Selatan dan Indonesia-Taiwan dipastikan rampung tahun ini.
"Dengan Korea selesai, kita percepat ini karena mereka juga sedang ada masalah dagang dengan Jepang dan Kita dengan Jepang sudah selesai, Taiwan juga diharapkan selesai taun ini," tuturnya.
Perjanjian dagang Indonesia dengan berbagai negara dinilai jadi kunci menghadapi persaingan global. Kinerja ekspor dan investasi bisa meningkat dengan hadirnya pasar yang lebih luas untuk produk Tanah Air.
"Yang pasti kita harus kejar berbagai perjanjian dagang, itu enggak mudah," kata Enggar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News