"Dan tentu wilayah domain dari pada pidana kan bukan di saya. Itu kan ada proses nanti dari laporan Bea Cukai ke kepolisian, nanti prosesnya seperti itu," kata Erick usai pentas drama Prestasi Tanpa Korupsi di SMK 57, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019.
Erick pun enggan berkomentar lebih jauh terkait kemungkinan Ari sebagai tersangka. Ia menegaskan direksi yang terlibat kasus penyelundupan turut diberhentikan sebagaimana hasil rapat komisaris.
"Jadi saya tidak bisa komentar yang bagaimana apakah ini akan jadi tersangka. Tidak hanya memberhentikan dirut, tetapi juga beberapa direksi yang memang hasil daripada review atau investigasi komisaris," ungkapnya.
Ia menjelaskan direksi tersebut diberhentikan bukan lantaran ikut dalam penerbangan melainkan turut serta menyelundupkan dua sepeda Brompton. Proses seleksi direktur dan direksi baru, lanjutnya akan berjalan pekan depan.
"Pasti diganti itu. Sudah jelas. Ini kejadian bukan individu tapi saling mendukung. Saya baru akan meeting dengan direksi Garuda minggu ini," pungkas Erick.
Garuda Indonesia menjadi sorotan setelah penyelundupan Harley-Davidson dan dua sepeda lipat Brompton terbongkar. Kendaraan itu ditemukan di dalam pesawat baru Garuda Indonesia jenis Airbus A330-900 seri Neo dari Toulouse, Prancis, Sabtu, 16 November 2019.
Harga motor Harley itu berkisar Rp200 juta-Rp800 juta. Sementara itu, nilai Brompton berkisar antara Rp50 juta-Rp60 juta per unitnya. Total kerugian negara berkisar antara Rp532 juta-Rp1,5 miliar akibat kasus ini.
Ari diduga kuat pemiliki Harley ilegal ini. Direktur Keuangan (Dirkeu) Garuda Indonesia Fuad Rizal pun ditunjuk sebagai pelaksana tugas (plt) direktur utama menggantikan Ari.
Fuad tak tercatat dalam manifes pesawat Airbus A330-900 Neo yang membawa Harley dan Brompton selundupan. Dia bakal memegang kendali hingga rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) penentuan direktur utama definitif digelar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News