Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menuturkan, konsumen Indonesia saat ini belum berada pada tahap yang cerdas. Artinya, konsumen Indonesia masih belum memperhatikan mutu, keamanan, serta jaminan sosial dari produk yang dibeli.
"Itu yang kita harapkan karena seiring dengan tranformasi perekonomian. Transformasi ini menuntut sektor konsumsi juga harus bertransformasi agar lebih meningkatkan inteligence dan kecermatan dalam membeli," harap Tom, saat memberi kata sambutan di Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2016, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2016).
Dia mengungkapkan, semakin makmurnya masyarakat membuat konsumen Indonesia menjadi materialistis dengan kecenderungan konsumerisme yang cukup tinggi. Sayangnya, tingginya tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia tak diimbangi dengan cerdasnya konsumen.
"Jika kita boros dengan tingkat konsumsi yang tinggi, maka kita harus naik kelas dengan memperhatikan mutu, kualitas, keamanan, serta standar produk. Itu yang kita harapkan," tegas dia.
Sektor konsumsi sendiri penting bagi seimbangnya ekonomi bangsa. Jika melihat negara-negara maju dengan ekspor yang tinggi seperti Jepang, Jerman, dan Korea, konsumen mereka yang paling cerewet karena sangat memperhatikan mutu, kualitas, serta tahan lama (durabilitas).
"Dengan demikian, maka tekanan konsumen atas mutu kualitas jasa dan barang menuntut juga produk dengan kualitas yang tinggi sehingga bisa meningkatkan daya saing ke luar. Permulaan daya saing produk itu dari konsumsi domestik," pungkas Tom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id