Ilustrasi waralaba asing. Burger King REUTERS Jean-Paul Pelissie.
Ilustrasi waralaba asing. Burger King REUTERS Jean-Paul Pelissie.

Asing Dominasi Bisnis Waralaba di Indonesia

Husen Miftahudin • 05 September 2016 19:00
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bisnis waralaba di Indonesia masih didominasi waralaba milik asing. Berdasarkan catatannya, waralaba lokal yang terdaftar dan memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) hanya sebanyak 52 dari 360 waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia.
 
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengakui, banyak waralaba lokal yang belum memenuhi syarat standar dalam STPW. Ini karena banyak waralaba lokal yang belum menerapkan sarana pengawasan administrasi secara online.
 
"Karena pada prinsipnya sistem administrasi harus secara akurat bisa dimonitor secara real time. Kita masih 52 (waralaba lokal) belum jadi tuan rumah. Harapannya bisa jadi tuan rumah," kata Oke, di kantor pusat Kemendag, Jalan Mi Ridwan Rais No 5, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung waralaba lokal mendapatkan STPW adalah dengan Pendampingan Waralaba Nasional (PWN). Program ini, kata Oke, sudah dilakukan sejak 2012 kepada sekitar 300 pelaku usaha.
 
Menurut Oke, program tersebut merupakan pendampingan kepada UKM potensial di daerah untuk menjadi usaha waralaba. Sehingga waralaba bisa berkembang hingga dipasarkan ke luar negeri.
 
"Kegiatan PWN antara lain mencakup pelatihan dalam menyusun perjanjian waralaba, menyusun laporan keuangan hingga membuat sistem manajemen yang terarah," papar dia.
 
Dengan PWN, diharapkan dapat meningkatkan jumlah sistem usaha waralaba yang terdaftar dalam bentuk STPW.
 
"Kita lakukan pendampingan sementara ini bagi mereka. (Untuk) yang sudah terdaftar kita ikutkan di pameran-pameran, dengan harapan jadi titik pintu masuk ekspor komoditi," tegas Oke.
 
Sebagai informasi, Indonesia sudah memiliki beberapa merek waralaba lokal yang kualitasnya dapat disejajarkan dengan merek waralaba mancanegara seperti Es Teler 77, Kebab Turki Baba Rafi, Bumbu Desa, Bakmi Naga, dan lain sebagainya. Potensi yang sudah dimiliki ini diharapkan akan terus digali dan dikuatkan melalui penciptaan branding yang baik serta penerapan standar barang yang diperdagangkan.
 
"Saat ini waralaba yang berkembang dan disukai oleh masyarakat Indonesia adalah jenis makanan dan minuman berupa restoran dan kafetaria. Namun di Indonesia, juga terdapat waralaba yang bergerak di bidang pendidikan, binatu, perawatan kecantikan, perawatan mobil, ritel kebutuhan sehari-hari, dan apotek," tutup Oke.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan