Ketua Umum Fortani Wayan Supatno mengaku bingung saat mendengar hasil rapat koordinasi antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menyebutkan akan mengimpor bawang merah untuk menurunkan harga menjelang Ramadan.
Sedangkan Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan produksi bawang merah saat ini cukup. Berdasarkan data Kementan, produksi bawang merah 241.600 ton, sedangkan kebutuhannya 175.600 ton. Malahan, Kementan juga menyebutkan harga bawang merah sudah turun di kisaran Rp16 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram (kg). Oleh sebab itu, impor bawang merah dinilai tidak perlu lagi.
Dengan demikian, Wayan mendesak pemerintah agar menyediakan data yang benar-benar akurat. "Akurasikan dan validasikan data. Data Kementan sering sumber konflik, mana yg benar. Bahkan terkait bawang merah kami tidak tahu mana yang benar," ujar Wayan, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
Wayan berpendapat agar pemerintah sebaiknya mempercayakan data kepada Badan Pusat Statistik (BPS). "Kalau soal basis data lebih serahkan kepada BPS. Basis data tidak ada yang benar," katanya.
Sebelumnya, Kemenperin merencanakan untuk membuka keran impor untuk bawang dan daging bila harga kedua komoditas itu terus melambung tinggi mendekati bulan Ramadan dan Puasa.
Rencana itu diyakini bisa menekan harga dan menjaga stabilitas harga bawang merah yang masih dibanderol Rp41 ribu per kg dan daging dengan harga Rp133 ribu per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News