Direktur Retail Banking PermataBank Bianto Surodjo mengaku, sejauh ini ada dua pertumbuhan kredit yang menggenjot kredit konsumer. Keduanya adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan KPR.
"Kalau kita di PermataBank kan memang yang dominan salah satunya KPR. Kemudian KKB kita melakukan joint finance melalui ACC (Finance) untuk roda empat dan FIF untuk roda dua," ujar Bianto, di Kantor Citilink Indonesia, Menara Citicon, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (5/10/2016).
Dia yakin, pertumbuhan kredit KPR akan mampu menopang kredit di segmen konsumer. Pasalnya, penurunan suku bunga acuan BI 7day Repo Rate menjadi lima persen cukup memberikan dampak bagi penurunan suku bunga KPR.
"Suku bunga kredit juga rata-rata turun. Misalnya KPR, kita kalau satu tahun yang lalu masih di atas sembilan persen, sekarang ada yang di bawah delapan persen juga ada tergantung tenor dan produknya, tapi bunga kredit biasanya turun sejalan turunnya suku bunga," jelas Bianto.
Selain itu, adanya pelonggaran Loan to Value (LTV) juga diyakini akan mendorong daya beli masyarakat yang saat ini tengah mengalami kelesuan. Kendati demikian, dia menilai dampak pelonggaran LTV akan butuh waktu ke pertumbuhan kredit KPR.
Dia mengklaim, sejauh ini kualitas kredit di segmen konsumer cukup baik dengan outstanding per September 2016 mencapai hampir Rp30 triliun. Namun Bianto tak mau memperkirakan pertumbuhan KPR dapat mencapai double digit selama tahun ini.
"Dia perlu waktu sedikit, ya mungkin gradually akan ada, kan itu kombinasi LTV-nya menjadi lebih baik berarti kan bariernya berkurang. Permintaan properti kita lihat berangsur-angsur menjadi lebih baik. Jadi pasti ada pengaruhnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id