Sebagaimana diketahui, BI telah menurunkan BI rate sebanyak dua kali beturut-turut menjadi tujuh persen. Sedangkan GMW Primer, diturunkan dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen berlaku efektif pada 16 Maret 2016.
"Dengan penurunan itu, kita berharap bahwa secara umum memang akan memberikan tambahan likuiditas di pasar," kata Endy di Gedung Muamalat Tower, Jakarta, Selasa (23/2/2)16).
Namun demikian, dirinya mengakui jika penambahan likuiditas tidak akan mempengaruhi komposisi penyaluran pembiayaan Bank Muamalat. Pasalnya, sejauh ini Bank Muamalat tetap selektif menyalurkan pembiayaan.
Sementara itu, lanjut Endy, sebelum penurunan BI rate dan GWM oleh BI, likuiditas di Bank Muamalat masih mencukupi. Sehingga, meskipun ada tambahan likuiditas, dampaknya tak berpengaruh secara signifikan.
"Tapi kalau untuk Muamalat sendiri tidak akan banyak mengubah komposisi (pembiayaan) kita karena kita masih secara selektif juga. Selama ini likuiditas kita masih cukup-cukup saja," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News