"Jadi enggak jadi semester I kita klarifikasi lah maju apa enggak," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 15 April 2019.
Namun demikian, Kartika belum bisa membeberkan secara gamblang hasil dari negosiasi harga yang dilakukan oleh timnya. Ia beralasan kedua perusahaan merupakan perusahaan yang tercatat di bursa sehingga belum menyampaikan kepada publik hasil negosiasi tersebut.
"Tidak ada komentar. Kan kita sama-sama perusahaan tercatat. Enggak bisa dibuka. Masih proses," ucap Kartika.
Pada Selasa, 9 April 2019, Kartika sempat menjelaskan saat ini proses akuisisi Bank Permata telah sampai pada tahapan due diligence atau uji tuntas dengan pemegang saham Bank Permata.
"Kami mulai negosiasi minggu ini, tapi kan masih bisa fifty-fifty (peluangnya). Kalau harganya cocok, ya jalan. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Kan negosiasi dalam jual-beli itu bisa cocok, bisa tidak," kata Kartika.
Akuisisi ini mencuat karena perbankan raksasa asal Inggris, Standard Chartered, berencana melepas saham di Bank Pemata. Saat ini, Standard Chartered memiliki saham 44,56 persen. Kemudian Astra Internasional memiliki saham 44,56 persen dan 10,88 persen dikuasai publik.
Bank Mandiri pada tahun ini memang mengincar akuisisi perbankan untuk mempertajam pertumbuhan kredit di segmen menengah kecil. Pada 2018, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Mandiri berada di level 20,98 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News