"Yang sudah kita putuskan adalah impor daging kerbau saja, 100 ribu (ton)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu malam, 19 Desember 2018.
Darmin menjelaskan alasan pemerintah mengimpor daging kerbau dari India karena harganya lebih murah dibandingkan dengan daging sapi dari negara lain. Apalagi neraca perdagangan dengan India masih mencatatkan surplus.
Meski demikian, Darmin memastikan impor yang dilakukan pemerintah disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk tahun lalu saja, dari 100 ribu ton kuota impor yang diberikan, hanya sekitar 80 ribu ton yang terealisasi.
"Sebenarnya tahun lalu itu kan dikasih 100 ribu dan realisasinya 80 (ribu ton). Tahun ini kita bilang boleh sampai 100 (ribu ton), kalau bisa. Karena kan itu murah daging kerbau itu, apalagi mau Lebaran," jelas dia.
Sementara itu, Perum Bulog memastikan stok daging masih ada sampai dengan akhir tahun ini. Dengan ketersediaan stok yang ada, Bulog menjamin tidak akan ada gejolak kenaikan harga daging menjelang perayaan natal dan tahun baru.
"Ya kan stok daging juga masih ada. Jadi untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru ini enggak akan ada masalah apa-apa," tegas Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News