Baca : Berapa Total Kekayaan Indonesia?
Sepuluh tahun lalu, kata Ani, di awal dirinya menjabat sebagai Menteri Keuangan pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Istana Negara saja tak masuk dalam asset negara.
"Asetnya kalau kita lihat title-nya belum ada. Padahal simbol dari pimpinan negara Republik Indonesia. Jadi sekarang saya senang karena kita sudah mengusahakan banyak kekayaan negara yang dulu belum masuk neraca," kata Ani di agenda Rakernas DJKN di Aula Meizzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Salah satu aset penting yang sudah masuk dalam buku neraca kekayaan negara adalah jalan raya Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur) yang dibangun di masa penjajahan Belanda, yakni saat dipimpin Herman Willem Deandels sebagai Gubernur.
Pada saat itu, tepatnya 1809-1810, rakyat Indonesia dipaksa untuk kerja rodi membangun jalan sejauh 1.000 km. Jalan yang telah mengorbankan banyak rakyat Indonesia. Pembangunan jalan ini ditujukan untuk mempercepat tibanya surat-surat yang dikirim antar Anyer hingga Panarukan atau sebagai jalan pos.
"Kalau kita ingat buku sejarah, salah satu episode sejarah yang paling menyengsarakan adalah pembangunan jalan dari Anyer-Paranukan, jaman Deandles. Kita bangga dengan seluruh pengorbanan rakyat yang sudah membangun negara, sekarang aset negara itu ada dalam buku dan sudah divaluasi," ungkap dia.
Namun sayangnya, meski mengorbankan ribuan nyawa melayang, ketika divaluasi, nilai aset Jalan Anyer-Panarukan hanya sebesar Rp109 triliun.
"Valuasinya Rp109 triliun, soalnya kita kalau hitung jalan atau jembatan (berdasarkan) tanahnya berapa, konstruksinya berapa," jelas Dirjen Kekayaan Negara, Sony Loho.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News