Gudang beras Bulog di Kelapa Gading. Foto: Medcom.id/Ilham Wibowo
Gudang beras Bulog di Kelapa Gading. Foto: Medcom.id/Ilham Wibowo

Mendag Janji Permudah Ekspor Beras Bulog

Ilham wibowo • 27 Februari 2020 19:45
Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyebut pihaknya tak akan mempersulit Perum Bulog (Persero) yang berencana melakukan ekspor beras. Meski demikian, proses pemenuhan syarat administrasi memang perlu diselesaikan sesuai prosedur.
 
"Saya rasa ekspor ini enggak ada masalah ya," kata Agus ditemui di kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Februari 2020.
 
Agus mengaku hingga saat ini belum menerima surat pengajuan ekspor beras. Agus mendukung penuh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang saat ini bakal memperluas pangsa pasar produk pertanian ke Timur Tengah.

"Mungkin saya belum lihat ada dokumennya yang masuk, kalau ekspor kita akan mudahkan semua lah, enggak ada masalah," tuturnya.
 
Sebetulnya, rencana ekspor beras renceng sebanyak 100 ton ke Arab Saudi oleh Perum Bulog yang seharusnya dilakukan pada Kamis ini. Namun, harus tertunda karena proses administrasi yang belum selesai.
 
"Rencananya hari ini, tetapi saya harus undur karena ada beberapa administrasi yang kurang. Ternyata ekspor itu tidak mudah karena harus ada prosedur," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 27 Februari 2020.
 
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan permintaan ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan di Arab Saudi ini tentu saja disambut baik oleh BUMN pangan tersebut. Namun, Buwas mengaku lupa untuk mengurus prosedur eksportasi ke Kementerian Perdagangan (Kemendag).
 
Oleh karena itu, ia pun meminta agar Kemendag dapat membantu memberikan izin ekspor beras renceng itu mengingat pengusaha importir dari Arab Saudi meminta pengiriman beras dilakukan secepatnya.
 
"Pikiran saya ekspor ya tinggal ekspor saja. Rupanya, lupa saya kalau ada Menteri Perdagangan, karena itu kan kewenangannya Kementerian Perdagangan, ya wajar. Jadi sekarang saya minta bantuan, karena Arab Saudi minta segera," kata Budi Waseso yang juga Mantan Kepala BNN tersebut, sambil tertawa.
 
Adapun pengiriman tahap awal dilakukan sebesar 100 ton. Namun, ada penambahan permintaan jumlah beras dari Arab Saudi hingga 10 ribu ton. Impor beras yang dilakukan pihak Arab Saudi ini bertujuan memenuhi kebutuhan para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut, baik bekerja, maupun melaksanakan ibadah umrah.
 
Beras renceng kemasan 250 gram tersebut dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram (kg). Umumnya, WNI tidak terlalu menyukai jenis beras yang biasa dikonsumsi di Arab Saudi.
 
"TKI di sana banyak juga. Banyak keluhan dari masyarakat kita yang ada di sana, mereka tidak suka karena beras yang di sana bentuknya panjang-panjang. Masyarakat kita di sana kangen dengan beras aslinya. Di sana enggak ada. Nah, sekarang direspons sama Pemerintah Arab Saudi," kata Budi Waseso.
 
Budi Waseso menambahkan ekspor beras ke Arab Saudi itu tidak hanya berhenti pada jenis beras renceng saja, melainkan juga pada beras kemasan 5 kg dan 10 kg pada tahap selanjutnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan