Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan dibandingkan negara lain, anggaran R&D memang lebih rendah. Hal ini juga tak lepas dari perkembangan industri di Indonesia dibandingkan negara maju.
"Ya memang (anggaran R&D di Indonesia masih rendah). Sebenarnya swasta juga begitu, ya memang perkembangan industri kita dan sebagainya itu masih lebih rendah. Apa lagi juga dibanding negara maju," kata dia di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Februari 2019.
Dirinya menambahkan, pemerintah tak bisa mengatur berapa anggaran yang harus dikeluarkan swasta untuk R&D. Memang pemerintah bisa saja memberikan insentif bagi perusahaan yang melakukan pengembangan riset.
Baca juga: Ramai #uninstallbukalapak, Apa Masalahnya?
Mengutip digital.rdmag.com yang mengambil data dari R&D Magazine, IMF, Bank Dunia, CIA World Fact Book, dan OECD, seperti dikutip Medcom.id, mencatat bahwa dana gross expenditure on R&D (GERD atau belanja litbang terhadap PDB) Indonesia pada 2017 (actual) sebesar USD9,88 miliar atau 0,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) sebesar USD3.243 miliar.
Sementara pada 2018 (estimasi), dana gross expenditure terhadap R&D Indonesia sebesar USD10,58 miliar atau setara 0,31 persen dari PDB sebesar USD3.414 miliar. Sedangkan proyeksi di 2019, dana gross expenditure terhadap R&D Indonesia sebesar USD11,17 miliar atau setara 0,31 persen dari PDB USD3.602 miliar.
Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan pertumbuhan riset Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir berkembang pesat. Berdasarkan data Kemenristekdikti 2017, anggaran riset Indonesia baru 0,25 persen dari total PDB, jika dirupiahkan besarnya Rp30,8 triliun.
Dimyati mengakui angka tersebut berada di bawah Thailand (0,6 persen), Malaysia (1,6 persen), dan Singapura (2,2 persen). Namun, kata Dimyati, jangan lekas-lekas mengecilkan capaian riset yang mampu dihasilkan Indonesia.
Dalam kurun waktu 3-4 tahun belakangan ini capaian riset mengalami perkembangan yang luar biasa. "Dalam empat tahun perkembangan riset kita dahsyat, meski alokasi anggaran untuk riset belum besar," ujar Dimyati kepada Medcom.id, Jumat, 15 Februari 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id