"Bisnis ini sangat dinamis. Naiknya SMU dari Lion Group kita pikirkan dengan alternatif jalur darat," ujar Direktur Utama Lion Parcel Fahrian Kirana di kantornya, Jakarta Barat, Jumat, 8 Maret 2019.
Selain menjadi alternatif untuk menyiasati harga yang tinggi, kerja sama tersebut juga untuk mengantisipasi lamanya pengiriman kewat jasa angkutan udara. Apalagi tidak adanya rute penerbangan langsung. Sebelumnya, PT Lion Express memutuskan menaikkan tarif kargo udara sebesar 15 persen.
"Dengan pilihan ini kita bisa berikan layanan service lebih ekonomis dan terjangkau," imbuh dia.
Direktur Utama KALOG Junaidi Nasution menambahkan mengirim barang dengan KALOG bisa lebih ekonomis, terjangkau, dan cepat dibandingkan lewat udara. Dia mencontohkan pengiriman barang ke Purwokerto, apabila menggunakan kargo udara cukup memakan waktu karena harus transit di Yogyakarta. Dengan KALOG, pengiriman barang bisa langsung tanpa transit.
"Kami punya 75 titik outlet stasiun, ada di Purwokerto, Kroya, Cirebon, Malang, Banyuwangi, dan sebagainya. Tempat yang pesawat tidak bisa mendarat, kami bisa," kata Junaidi.
Dalam kerja sama tersebut, kedua belah pihak bisa saling menggunakan kargo satu sama lain. Dengan kata lain, Lion Air yang bisa mengirimkan barang melalui KALOG. Sebaliknya, KALOG juga bisa mengirimkan barang melalui maskapai Lion Group ke wilayah lain.
Adapun maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia juga turut menaikkan tarif SMU hingga 50 persen dari tarif sebelumnya. Keputusan ini diambil sebagai dampak meningkatnya biaya operasional yang harus ditanggung maskapai.
Tingginya tarif kargo udara mau tidak mau mengubah peta pengiriman logistik di Indonesia yang semula banyak mengandalkan udara, kini harus mulai memanfaatkan jalur darat dan laut. Hal ini menjadi sebuah pilihan bisnis yang tak bisa dihindari.
Menurut Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), positifnya, kenaikan ini membuka peluang-peluang baru jasa angkut barang melalui jalur darat.
"Suatu kenyataan yang akan mengubah landscape logistik di Indonesia, dan akan membuka peluang-peluang baru dari sisi logistik. Jadi kita harus menerimanya dan memanfaatkan," ujar Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita, saat dihubungi Medcom.id.
Zaldy mengungkapkan peluang itu bisa tercipta dari hadirnya tol Trans Jawa yang menghubungkan Jawa Barat hingga Jawa Timur. Pengiriman barang di dalam Pulau Jawa pun bakal lebih mudah dan murah. Hal ini tentu berdampak pada penurunan pelanggan kargo udara.
"Tol Trans Jawa juga menjadi alternatif lain untuk pengiriman cepat di Jawa karena untuk pengiriman ke Jateng dan Jatim sudah bisa kurang dari 24 jam," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id