Virus Korona. Foto : AFP.
Virus Korona. Foto : AFP.

Negara G20 Antisipasi Dampak Virus Korona ke Ekonomi

Eko Nordiansyah • 02 Maret 2020 18:24
Jakarta: Negara anggota G20 sepakat untuk sama-sama mencegah dampak penyebaran virus korona terhadap perekonomian. Meskipun ada optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun ini, namun sejumlah risiko dikhawatirkan menghambat laju perekonomian.
 
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Suminto mengatakan virus korona menjadi salah satu risiko yang harus diwaspadai. Selain itu, ada tekanan akibat perang dagang, ketidakpastian kebijakan, hingga masalah geopolitik yang bisa menganggu upaya pemulihan ekonomi tahun ini.
 
"Virus korona jadi perhatian seluruh anggota G20 terutama seberapa cepat Tiongkok dan global mampu handle korona. Karena dampaknya terhadap ekonomi sangat dipengaruhi seberapa cepat kita mampu handle dan seberapa luas penyebaran," kata dia di Gedung Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin, 2 Maret 2020.

Dirinya menambahkan, para anggota G20 khawatir jika penyebaran virus korona yang semakin kuas serta penanganan yang berlangsung lama akan membawa dampak lebih luas. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan dampak akibat korona akan lebih luas dan lebih besar jika dibandingkan dengan perang dagang.
 
"Dampak korona bisa longer dan larger compare with trade tension, karena salah satu persoalannya, korona ini disrupsi rantai pasok. Ini yang lebih spesifik compare with trade tension dan juga gerus confidence. Dengan korona, orang takut untuk jalan, makanya hitting tourism, pergerakan orang," jelasnya.
 
Risiko lain yang berpeluang menganggu optimisme pertumbuhan ekonomi 2020 adalag masalah kebakaran hutan, serangan siber, stabilitas keuangan, hingga stabilitas harga minyak. Di samping itu, G20 juga memandang pentingnya manajemen utang baik utang korporasi maupun utang di negara berkembang.
 
"Salah satunya, easing monetary policies jadi banyak likuiditas, corporate jadi banyak utang, developing countries juga banyak utang. Sehingga bagaimana manage utang korporasi dan utang luar negeri negara berkembang jadi perhatian karena bisa jadi risiko perekonomian global karena shock," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan