"Ketika ini selesai, kita punya napas lega untuk menata kembali performa menjadi perusahaan yang lebih sehat," ujar Silmy di kantor BKPM, Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.
Silmy melanjutkan, saat ini perusahaan memiliki utang di empat bank besar yaitu CIMB Niaga, Standard Chartered, OCBC, dan DBS. Porsi utang dari empat bank tersebut sebesar 22 persen dari keseluruhan utang Krakatau Steel yang menyentuh USD2,2 miliar.
"Nah skemanya adalah satu, kita lakukan reschedule daripada utang. Kita langsung akhir ke sepuluh tahun dengan cicilan yang bersahabat dengan kemampuan kami," imbuhnya.
Selain restrukturisasi utang, Krakatau Steel juga akan menjual aset-aset non produktif. Meski demikian, Silmy bilang pihaknya tidak mau asal menjual jika tak mendapatkan penawaran terbaik.
"Jangan sampai potensi ini, karena di push, maka jadi tidak optimal. Ingat, USD2,2 miliar itu besar sehingga kita perlu waktu dan cara yang lebih baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News