Kadin gelar bazar bawang putih. (FOTO: Medcom.id/Eko Nordiansyah)
Kadin gelar bazar bawang putih. (FOTO: Medcom.id/Eko Nordiansyah)

Kadin Gelar Bazar Bawang Putih dan Minyak Goreng

Eko Nordiansyah • 29 Mei 2019 12:52
Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar bazar Ramadan untuk bawang putih dan minyak goreng. Sebanyak 10 ton bawang putih disiapkan untuk bisa dibeli masyarakat dengan harga murah.
 
"Untuk kegiatan ini, kita siapkan 10 ton di Jakarta, Rp28 ribu dijual, dari normalnya Rp45 ribu per kilogram (kg)," kata Ketua Pelaksana Iman Heoruman di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Mei 2019.
 
Selain bawang putih, masyarakat juga bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga di bawah harga ecerannya yaitu Rp8.000 per kg. Dengan demikian, setiap paket 1 kg bawang putih dan 1 kg minyak goreng bisa ditebus seharga Rp36 ribu.

Dalam kesempatan ini, Kadin Indonesia juga memperkenalkan bawang putih lokal. Selama ini produksi bawang putih lokal belum masuk ke pasar. Pemerintah masih mengandalkan bawang putih impor asal Tingkok.
 
"Kita memperkenalkan produk bawang putih lokal, saat 2021 pemerintah setop keran impor masyarakat sudah tahu bawang lokal. Rasanya lebih enak, produknya lebih bagus," ungkap Iman yang juga merupakan petani bawang putih lokal.
 
Swasembada Bawang Putih Lokal
 
Saat ini budidaya bawang putih lokal mulai dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. PT Bulirpadi Lintas Nusantara bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah optimistis swasembada bawang putih bisa tercapai.
 
"Demonstration plot (demplot) di kecamatan Bawang terus dimaksimalkan untuk menjadikan Batang sebagai sentra bawang putih. Kami juga mencari daerah lain yang belum banyak tertanam," kata Direktur PT Bulirpadi Lintas Nusantara Stephen Lo ditemui di lokasi.
 
Beberapa lokasi yang berpotensi untuk menjadi setra produksi bawang putih lokal di antaranya, Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat, Batu Malang Jawa Timur, Solok Sumatera Barat, Samosir Sumatera Utara, Kecamatan Sembalun Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
 
Dirinya menambahkan, mahalnya bibit bawang putih lokal menjadi kendala bagi para petani. Selain itu, ada masalah lain yang berkembang di lapangan sehingga memengaruhi kualitas produksi bawang putih lokal.
 
"Tidak semua berhasil, banyak juga yang gagal. Permasalahan di lapangan, mulai dari bibit yang berkualitas rendah, pupuk, hama. Sehingga pendampingan baik dari Dinas Pertanian dan swasta masih sangat dibutuhkan," ungkapnya.
 
Ketua Komite Tetap Advokasi Kadin Indonesia Rahman Usman menyatakan, pihaknya mendukung kewajiban tanam bawang putih lokal dari Kementerian Pertanian (Kementan). Apalagi bawang putih lokal memiliki kelebihan dibandingkan bawang putih impor.
 
"Kadin sepenuhnya mendukung dalam rangka tindak lanjut Kementan, produk pertanian untuk perluasan pangan. Produksi lima persen dari kebutuhan nasional, jauh sekali. Maka swasembada," kata Rahman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan