"Saya kira dalam rangka penguatan (BUMN) itu," kata Toto di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Toto bilang, menurut Staf Ahli Menteri BUMN Arya Sinulingga, kehadiran para mantan tersebut tidak lain karena dianggap sebagai figur-figur yang penuh kualifikasi dan pemahaman tinggi terkait bisnis. Dirinya pun tidak masalah dengan kehadiran para mantan di tubuh perusahaan pelat merah.
Toto memandang sosok mantan menteri dan wakil menteri yang saat telah dan akan menduduki kursi di perusahaan BUMN tentu bukan orang biasa. Dia meyakini mereka merupakan orang-orang berpengalaman yang juga pernah memimpin perusahaan dan dianggap sukses.
"Coba misalnya Pak Rudiantara pernah menjadi direksi dan wadirut di PLN, jadi direksi di grup Telkom. Pak Jonan pernah di kereta api, sebelumnya pernah di Citibank juga. Pak Chatib pernah jadi Menteri Keuangan, pernah jadi komisaris di perusahaan besar di Astra Internasional, di kelompok Axiata di Malaysia," ujar Toto.
Menurut dia latar belakang para mantan yang mengisi jabatan di perusahaan BUMN tersebut pun tidak diragukan. Dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki mereka, Toto yakin bisa membawa BUMN menjadi lebih baik. Apalagi saat ini, menurut Toto perlu langkah cepat dalam penguatan BUMN menjadi lebih baik.
"Jadi langkah cepat yang harus dikerjakan sekarang adalah mendapatkan orang-orang yang punya kapasitas. Sehingga jelas BUMN-BUMN ini bisa maju," jelas dia.
Para mantan menteri yang kini ditarik ke perusahaan BUMN di antaranya yakni mantan Menteri Keuangan era Kabinet Indonesia Bersatu jilid II Chatib Basri menjadi Wakil Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero). Mantan Menkominfo Rudiantara yang bakal mengisi jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero).
Kemudian yang digadang-gadang menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) yakni ada mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Selain mantan menteri ada juga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang didapuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News