Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengaku telah menyampaikan hal ini kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
"Pertama saya bilang begini, first come first service, itu enggak bisa dilaksanakan di Priok. Kapal penumpang itu datang tidak boleh menunggu. Harus masuk duluan. Kapal Bulog makanan harus duluan. Kapal lain harus mengalah," kata Lino, di JS Luwansa Hotel, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat 30 Oktober.
Selain itu, Lino menjelaskan, tidak semua kapal bisa masuk dan dilayani secepatnya. Karena kapal-kapal tersebut juga sudah punya terminal masing-masing sehingga harus sesuai dengan terminalnya.
"Kemudian di Priok itu ada enam terminal kontainer internasional dan ada enam terminal domestik. Terminal-terminal ini punya klien sendiri-sendiri enggak bisa kliennya di situ dipindahkan ke tempat lain. Masing-masing klien itu punya window-nya di pelayanan itu," ungkap dia.
Karena itu, lanjut Lino, Pelabuhan Tanjung Priok tidak dapat menerapkan sistem tersebut. "Jadi saya bilang maaf Pak dengan terpaksa saya tidak bisa melaksanakan first come first service. Karena itu tidak bisa di Priok. Karena itu bukan hal yang lazim di pelabuhan," tegas dia.
Sebelumnya, Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, selama ini Pelindo II tidak mau menerapkan first come first service. Padahal, pelabuhan di seluruh dunia telah menerapkan sistem tersebut sehingga hal itu menjadi salah satu penyebab lamanya proses dwelling time.
"Dirut Pelindo II mengatakan kita tidak mau ikut sistem based itu (first come first service). Kami punya sistem sendiri berdasarkan klaim based. Jawaban itu luar biasa konyolnya. Tidak masuk akal luar biasa, karena yang terjadi justru kapal tidak lancar," ungkap Rizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News