Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Ia menjelaskan aksi tersebut tidak merepresentatifkan mitranya.
"Yang meminta ini juga diragukan representatif dari mitra-mitra pengemudi Grab," ujarnya di Kantor Grab, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta, Jumat, 6 April 2017.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke lapangan saat demo berlangsung. Banyak pengemudi yang namanya tidak terdaftar atau memiliki jam terbang yang rendah.
"Banyak dari mereka bukan perwakilan dari mitra, ada yang namanya tidak terdaftar atau tariknya cuma satu sampai dua kali," tambahnya.
Selain itu, dia menilai tuntutan para pendemo tersebut tidak tepat, lantaran yang mereka minta adalah menaikkan harga tarif. Namun harga tarif tidak serta merta menaikkan jumlah pendapatan pengemudi.
"Potensi kenaikan tarif justru (akan membuat pengemudi ojek online) kehilangan penumpang karena harga yang tinggi membuat penumpang tidak ingin naik," pungkasnya.
Oleh sebab itu, dia pun meminta setiap pendemo untuk lebih memikirkan tuntutan mereka. Pasalnya akan mengurangi pendapatan ratusan pengemudi ojek online.
"Tolong apa yang diminta (aliansi ojek online) itu dipikirkan dulu. Karena itu berpotensi ratusan pengemudi bisa kehilangan pendapatan," ujarnya
Sebelumnya, pengemudi Grab mengeluhkan persoalan pembayaran insentif dan promo yang begitu lamban, baik sebelum maupun setelah Grab resmi mengakuisisi Uber.
"Sebenarnya Go-Jek sudah oke tapi karna Grab turunkan tarif dan kasih promo setelah gabung sama Uber, mau enggak mau Go-Jek juga turunkan harga dan kasih diskon. Makanya pada demo," kata salah satu pengemudi Go-Jek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id