Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional secara mayoritas ditopang oleh ekspor komoditas. Sementara negara tetangga memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global dengan mendorong ekspor di sektor industri.
"Mereka punya sektor industri yang jauh lebih besar peranannya terhadap perekonomian Indonesia. Jadi ketika pertumbuhan ekonomi global membaik itu dengan cepat mereka bisa memanfaatkannya," katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.
Darmin menuturkan pemerintah pada awal masa kepemimpinan Jokowi-JK sudah berencana mendorong sektor industri dalam negeri agar menjangkau pasar internasional. Namun terjadi gejolak perlambatan ekonomi global pada 2015 sehingga pemerintah memfokuskan industri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jadi memang sebenarnya waktu pemerintah Pak JK-Jokowi dimulai itu sudah disadari kita harus mendorong sektor industri tapi kan saat itu ada gejolak yang sebabkan perekonomian dunia melambat," imbuh dia.
Darmin menambahkan pemerintah saat ini sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan ekspor industri. Pasalnya Indonesia dipandang sebagai salah satu negara industri terbesar dengan peringkat kesembilan di dunia. Penilaian tersebut sejalan dengan kontribusi industri terhadap angka pertumbuhan perekonomian nasional.
Perbaikan di sektor ini, kata Darmin segera dilakukan agar target pertumbuhan ekonomi 2018 dapat tercapai di angka 5,4 persen.
"Mau enggak mau kita harus masuk industri. Kami sudah koordinasi dengan sektor perindustrian yang industri apa saja yang harus kami kembangkan. Kita harus mengekspor," pungkas dia.
Pada kuartal III-2017, sektor industri menyumbang sebesar 17,76 persen atau tertinggi dibanding sektor lainnya. Mayoritas angka itu berasal dari pertumbuhan industri pengolahan non-migas yang mencapai 5,49 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News