"Dengan tidak menjual ke tengkulak dan mau menjual ke pabrik maka ekonomi petani jelas akan meningkat karena harga di pabrik lebih tinggi dan menjanjikan," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng Rawing Rambang dihubungi Media Indonesia, Minggu 3 September 2017.
Menurut Rawing jika nantinya para petani karet mau menjual ke pabrik maka para petani akan diberikan pelajaran bagaimana membuat karet ke pabrik karena kadar keringnya harus sudah mencapai 68 persen.
"Saat ini harga karet di pasar internasional sekitar Rp18 ribu per kg sedangkan bila dijual ke pabrik harganya Rp10 ribu-Rp11 ribu per kg dengan kadar kering karet 68 persen. Jadi kami terus mendorong petani karet untuk mau menjual ke pabrik yang sudah ada di beberapa kabupaten di Kalteng," ujarnya.
Selain mendorong petani karet untuk mau menjual karet ke pabrik pihaknya juga mendorong petani untuk mau menanam pengembangan komoditas coklat dan kopi robusta atau Arabika di daerah aliran sungai dan sejumlah dataran tinggi.
"Kita akan coba sekitar 100 ha untuk masing-masing komoditas di daerah yang sudah kita tentukan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News