Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan laporan The State of Global Islamic Economic menyebut bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan industri fesyen muslim terbaik kedua di dunia setelah Uni Emirat Arab. Hal ini dinilai menjadi prestasi yang membanggakan.
"Besarnya peluang pasar ini tentunya harus dimanfaatkan oleh industri fesyen Tanah Air," kata Gati melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 November 2019.
Menurut laporan pada 2019 konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD270 miliar, kemudian pada 2022 diproyeksikan meningkat menjadi USD373 miliar. Angka tersebut membuat industri fesyen nasional memiliki peluang besar di pasar internasional dan harus dioptimalkan.
Fesyen muslim berkontribusi terhadap ekspor produk fesyen RI yang sampai dengan September 2019 nilainya mencapai USD9,2 miliar. Jumlah tersebut merupakan 9,8 persen dari total ekspor industri pengolahan. Sementara itu, untuk pasar domestik, konsumsi produk fesyen muslim mencapai USD20 miliar dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2 persen.
Strategi peningkatan kinerja perluasan pasar dijalankan dengan menggelar melalui perlombaan dan pameran. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk fesyen Tanah Air termasuk di kancah global.
Salah satu kegiatan yang digelar adalah Modest Fashion Project (MOFP) yang telah berlangsung sejak 2018. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan perlombaan sebagai ajang untuk mencari talenta para pengusaha yang terjun di bidang fesyen muslim.
"Program tersebut bertujuan untuk melahirkan wirausaha baru Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen muslim yang mandiri dan berdaya saing," imbuhnya.
Menurut Gati, MOFP merupakan kompetisi desain dan konsep bisnis fesyen muslim di Indonesia. Sebanyak 20 finalis terbaik dari ajang tersebut akan mendapat pelatihan, fasilitasi izin usaha, fasilitasi pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta akses pasar. Dalam Inagurasi MOFP tahun 2019, dipilih 20 finalis terbaik serta menampilkan 10 finalis MOFP 2018 yang telah mendapat pelatihan.
Puncak acara program MOFP dilaksanakan selama lima hari dari 12-16 November 2019 di F1 dan F3 Atrium FX Sudirman Jakarta, Selatan. Kompetisi MOFP 2019 diikuti oleh 319 orang peserta dari berbagai daerah dan menghimpun sejumlah 1.914 karya.
Program lain yang dilakukan Kemenperin untuk mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim adalah bimbingan teknis dan peningkatan capacity building bagi para pelaku IKM fesyen muslim, bimbingan dan sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pakaian jadi, pembuatan platform clothing line sebagai implementasi industri 4.0, serta uji coba pasar dalam dan luar negeri.
Selain itu, sebagai bentuk komitmen Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia, Kemenperin juga akan menyelenggarakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion) pada 2020.
Gelaran ii-motion merupakan pameran yang akan menampilkan potret industri halal lifestyle di Indonesia, meliputi fesyen, kosmetik, perhiasan, aksesoris, makanan dan minuman, serta platform digital yang mendukung industri halal dan ekonomi syariah.
"Pada kesempatan ini, kami juga me-launching program tersebut sebagai langkah awal dari rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan hingga pagelaran ii-motion 2020," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id