Presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Foto: ANT/Puspa Perwitasari.
Presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Foto: ANT/Puspa Perwitasari.

Jokowi-Ma'ruf Harus Ciptakan Kepercayaan Masyarakat Dorong Ekonomi

Andhika Prasetyo • 20 Oktober 2019 12:00
Jakarta: Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin diharapkan dapat mewujudkan kinerja perekonomian yang lebih baik dari lima tahun ke belakang. Selama periode pertama kepemimpinan Jokowi, pertumbuhan ekonomi nasional bak terjebak di kisaran lima persen.
 
Ekonom Bank Central Asia David Sumual melihat itu bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah. Faktor global turut berandil besar dalam pelemahan ekonomi, tidak hanya di Tanah Air, tapi di berbagai negara. Namun, semestinya pemerintah bisa melakukan upaya lebih keras untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih baik. Salah satu caranya ialah dengan menciptakan rasa percaya dan optimisme di tengah masyarakat.
 
Pada 2018, konsumsi rumah tangga masih menyokong 56 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Oleh karena itu, sektor tersebut harus terus dijaga selama ekspor dan investasi belum siap menjadi pemain utama.

"Itu yang harus dilakukan ke depan. Pemerintah harus bisa menimbulkan kepercayaan agar konsumsi rumah tangga tetap kuat. Kita harus jaga di situ karena untuk saat ini kekuatan Indonesia di konsumsi domestik," ujar David, Minggu 19 Oktober 2019.
 
Ia menyebut seburuk-buruknya kondisi ekonomi global, jika konsumsi rumah tangga mampu tumbuh lima persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal bisa berada di level 4,6 persen.
 
Ia pun mendesak pemerintah dapat menahan berbagai kebijakan yang akan mengeskalasi administered price atau harga produk yang diatur pemerintah mulai dari cukai rokok, tarif listrik, bahan bakar minyak, hingga iuran BPJS Kesehatan. Jika harga-harga tersebut naik, daya beli masyarakat terutama kelas menengah ke bawah akan sangat terpengaruh hingga akan mengganggu capaian konsumsi domestik.
 
David juga menilai kebijakan moneter dan fiskal sudah cukup mendukung pertumbuhan, terlebih dengan penurunan suku bunga global yang diiringi pelonggaran suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Selain asumsi makro tersebut, David menjabarkan beberapa katalis yang bisa mendorong ekonomi tahun depan seperti, kelanjutan proyek infrastruktur dan rencana pemindahan ibukota, yang juga akan menjadi katalis pendorong ekonomi di periode selanjutnya. Pasalnya, program-program itu akan mendorong kinerja sektor konstruksi dan properti.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan