Namun, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan pemerintah akan mencari solusi untuk mencukupi kebutuhan kedelai putih dalam negeri.
"Pemerintah memberi perhatian khusus pada masalah kedelai. Karena begitu banyak impor, jadi terkena dampak dari kenaikan Dolar AS. Namun secara stok, kita (masih) cukup," tegas Gobel, di Kementerian Perdagangan, Gambir, Jakarta, Jumat (19/12/2014).
Ia melanjutkan, untuk meredam kekhawatiran para pedagang, pemerintah akan segera memanggil para pedagang kedelai dan menjelaskan jumlah pasokan stok.
"Kemarin stok pasokan 400 ribu ton. Sedangkan konsumsi kita hanya 200 ribu ton per bulan. Jadi masih cukup. Hanya saja karena Dolar naik, pedagang jadi khawatir," terang pria kelahiran Jakarta, 3 September 1962 ini.
Dirinya pun akan segera berkoordinasi dengan Menteri Koperasi, Puspa Yoga, untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ada. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya dan Menkop akan berkoordinasi secepatnya biar pengrajin tempe dan tahu enggak cemas," tutupnya.
Sebagai informasi 70-80 persen bahan baku kedelai dalam negri di impor dari luar. Hal ini karena kebutuhan kedelai putih di Indonesia adalah 2,5 juta hingga 2,7 juta ton per tahun. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 700 ribu-800 ribu ton per tahun. Namun hampir setengah dari jumlah produksi tersebut menghasilkan kedelai hitam yang biasa dipakai untuk menghasilkan kecap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News